Sering Buang Air Kecil: Gejala & Tanda
Buang air kecil berlebihan tahu juga sering kencing, atau frekuensi kencing, dapat dibagi menjadi subkategori. Yang pertama terkait dengan peningkatan total volume produksi urin (juga dikenal sebagai poliuria). Kedua, bisa terjadi disfungsi buang air kecil dimana ada masalah dengan penyimpanan dan pengosongan urin. Akhirnya, mungkin ada inkontinensia urin di mana ada keluarnya urin secara tidak sengaja. Frekuensi kencing sering dikaitkan dengan gejala lain seperti
- nyeri buang air kecil ( disuria ),
- darah dalam urin ( hematuria ), atau
- kebutuhan mendesak untuk buang air kecil bila itu akibat infeksi saluran kemih .
Sering buang air kecil mungkin merupakan gejala diabetes atau akibat pengobatan, seperti diuretik. Jika frekuensi buang air kecil terjadi pada malam hari, maka bisa disebut nokturia (buang air kecil pada malam hari). Banyak wanita hamil juga mengalami peningkatan kebutuhan buang air kecil.
Gejala & Tanda Terkait
- Darah Dalam Urine
- Buang Air Kecil yang Menyakitkan
- Urine Berawan
Penyebab lain sering buang air kecil
Peningkatan Volume Urin:
- Diabetes Insipidus (Sentral)
- Diabetes Insipidus (Nefrogenik)
- Diabetes Mellitus (Tipe 1 atau Tipe 2)
- Asupan Berlebihan dari Beban Solute Tinggi (Seperti Terapi Mannitol di Rumah Sakit, atau Penggunaan Material Radiocontrast untuk Prosedur Radiologi)
- Penyakit Ginjal yang Membuang Garam (Seperti Sindrom Bartter)
- Asupan Cairan Berlebihan
- Penggunaan Diuretik
Menghindari Disfungsi
- Hiperplasia Prostatik Jinak (Pria)
- Neuropati Diabetik
- Sistitis Interstisial
- Neuropati Lain Seperti Multiple Sclerosis dan Penyakit Parkinson
- Pasca Batu Ginjal
- Kanker prostat
- Striktur Uretra
- Infeksi Saluran Kemih
Baca juga : Ladies, Pernah Alami Vagina Bengkak?? Awas Ini Penyebabnya
Inkontinensia Urin pada Wanita
- Kelainan Anatomi
- Kandung Kemih Terlalu Aktif (Juga Disebut Inkontinensia Urge , Yang Bisa Akibat Dari Infeksi, Infeksi Kandung Kemih atau Sistitis , Tumor Kandung Kemih, atau Kandung Kemih Neurogenik)
- Faktor psikologi
- Inkontinensia Stres (Yang Mungkin Terkait dengan Kehamilan , Defisiensi Estrogen, atau Bedah Panggul)
Inkontinensia Urin pada Pria
- Kerusakan Akibat Operasi Prostat
- Infeksi
- Kandung Kemih Neurogenik
- Hipertrofi Prostat
Baca juga : Benjolan di Vagina Penyebab, Bahaya dan Pengobatanya
Inkontinensia Urin pada Lansia
- Uretritis Atrofi
- Disfungsi Otak (Seperti Akibat Stroke atau Penuaan )
- Gagal Jantung Kongestif
- Igauan
- Diabetes
- Narkoba
- Infeksi
- Psikologis